Sabtu, 04 Februari 2017
Penutup (Buku GDG Chart)
KESIMPULAN
Setelah menuliskan mengenai diagram yang telah dibuat pada buku ini yaitu Gantt Chart, Donut Chart dan juga Gauge Chart namun ketiga grafik ini tujuannya sama-sama berfungsi untuk membuat suatu bagan atau diagram tetapi pada Gantt Chart grafik yang dibuat adalah untuk mengukur estimasi waktu dalam pembuatan bangunan misalnya dan grafik yang ditampilkan seperti diagram batang yang mengarah ke samping dengan waktu yang telah ditentukan, sementara Donut Chart adalah untuk mengukur populasi di suatu tempat misalnya dan grafik yang ditampilkan yaitu berbentuk sebuah lingkaran yang terdapat jumlah persentase populasi yang telah diperoleh, sedangkan Gauge Chart adalah untuk mengukur suatu jarak dan kecepatan yang tampilannya sama seperti speedometer pada kendaraan.
SARAN
Demikianlah pokok bahasan yang terdapat pada buku ini yang dapat penulis paparkan. Semoga buku ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak terutama bagi mahasiswa. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar buku ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Contoh Kasus Pemanfaatan Perangkat Lunak(buku GDG Chart)
Contoh Kasus Pembuatan Gantt Chart Dengan
Google Chart
Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus dalam membuat
GDG chart, baik itu dari perangkat lunak berbasis web atau perangkat lunak yang
hanya tinggal memasukkan data.
Contoh Kasus Pembuatan Gantt Chart dengan Google Chart
Definisi gantt chart sebelumnya sudah di jelaskan di dalam
BAB 2 disini merupakan bab untuk memberikan gambaran mengenai contoh kasus
dalam gantt chart, gantt chart digunakan untuk membantu perencanaan sebuah
proyek, untuk membuatnya langkah pertama adalah tentukan proyek apa yang ingin
di simulasikan, jika sudah gunakan aplikasi Google Chart untuk membuat chart
tersebut. Dibawah ini merupakan contoh kasus yang sudah dibuat oleh kelompok
kami, contoh kasus ini yaitu Pembangunan Rumah.
Kasus
Terdapat sebuah proyek untuk membangun sebuah rumah. Dimana
proyek tersebut harus selesai di bulan ke-9, untuk itu dibutuhkan penjadwalan
proyek yang benar supaya tidak terjadi keterlambatan waktu dari yang diinginkan.
Berikut ini adalah deskripsi dari proyek tersebut:
1.
Proyek ini terdiri dari tujuh aktivitas umum,
seperti mendesain rumah, meletakkan fondasi, memesan material, dan sebagainya.
2.
Aktivitas pertama yang harus dilakukan adalah
“mendesain rumah dan mendapatkan pendanaan”, dan penyelesaiannya membutuhkan
waktu 2 bulan.
3.
Setelah aktivitas pertama selesai, dua aktivitas
berikutnya, “meletakkan fondasi” serta “memesan dan menerima material” dapat
dimulai secara bersama-sama. Set aktivitas ini menggambarkan hubungan preseden
bekerja; mendesain rumah dan pendanaan harus mendahului kedua aktivitas
berikutnya.
4.
Penyelesaian aktivitas “meletakkan fondasi”
membutuhkan waktu 2 bulan, jadi aktivitas ini akan diselesaikan, paling cepat,
pada akhir bulan ke-5.
5.
Penyelesaian aktivitas “memesan dan menerima
material” membutuhkan waktu 1 bulan, dan aktivitas ini dapat diselesaikan
setelah bulan ke-4
6.
Setelah aktivitas “meletakkan fondasi” telah
selesai, maka dapat dilanjutkan dengan aktivitas “membangun rumah” dan “memilih
cat”, kedua aktivitas ini dimulai secara bersama-sama.
7.
Penyelesaian aktivitas “membangun rumah”
membutuhkan waktu 3 bulan, jadi aktivitas ini akan selesai setelah bulan ke-8.
8.
Penyelesaian aktivitas “memilih cat” membutuhkan
waktu 1 bulan, dan aktivitas ini dapat diselesaikan setelah bulan ke -6.
9.
Setelah aktivitas “memilih cat” selesai
aktivitas “memilih karpet” dapat dimulai saat aktivitas “membangun rumah” masih
berjalan.
10. Penyelesaian
aktivitas “memilih karpet” membutuhkan waktu 1 bulan, dan akan selesai pada bulan
ke-7.
11. Setelah
aktivitas “membangun rumah” telah selesai, aktivitas “menyelesaikan pekerjaan”
dapat dimulai.
12. Penyelesaian
aktivitas “menyelesaikan pekerjaan” membutuhkan waktu 1 bulan, dan aktivitas
ini akan selesai setelah bulan ke-9.
13. Aktivitas
“memesan dan menerima material”, “memilih cat”, dan “memilih karpet” memiliki
kekenduran waktu karena aktivitas tersebut bisa diundur selama tidak melebih
aktivitas lainnya yang sudah dijadwalkan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk membuat
sebuah diagram di Google Chart menggunakan HTML dan Javascript. Berikut ini
adalah kodingan yang digunakan untuk membuat penjadwalan membangun sebuah rumah
menggunakan Gantt Chart dengan Google Chart.
HTML
//digunakan untuk memanggil
type text
yang digunakan adalah
javascript
<script
type="text/javascript"
//ini merupakan text html
yang digunakan
oleh editor JSFiddle yang
menyediakan
aplikasi editor dan compiler
online untuk
membuat sebuah chart dengan
google chart.
src="https://www.gstatic.com/charts/loader.js"></script>
//sintaks ini merupakan
fungsi pemanggil
dengan nama chart_div yang
nantinya akan
memanggil chart tersebut di
java script
<div
id="chart_div"></div>
JAVASCRIPT
//mengambil package gantt
chart dari library google chart
google.charts.load('current',
{'packages':['gantt']});
//memanggil package
drawchart dari library google chart
google.charts.setOnLoadCallback(drawChart);
//fungsi utama dari program
ini dengan nama drawChart
function drawChart() {
//method untuk memanggil
visualisasi dari DataTable
var data = new
google.visualization.DataTable();
//menambah kolom Task ID
data.addColumn('string',
'Task ID');
//menambah kolom Task Name
data.addColumn('string',
'Task Name');
//menambah kolom Resource
data.addColumn('string',
'Resource');
//meNambah kolom Start Date
data.addColumn('date',
'Start Date');
//menambah kolom End Date
data.addColumn('date', 'End
Date');
//menambah kolom Duration
data.addColumn('number',
'Duration');
//menambah kolom Percent
Complete
data.addColumn('number',
'Percent Complete');
//Menambah kolom
Dependencies
data.addColumn('string',
'Dependencies');
//menambah baris, sintaks
setelah ini merupakan
data dari projek yang inign
kita simulasikan seperti
lama durasi nama projek dll
data.addRows([
//mendesainrumah merupakan
Task ID,
Mendesain Rumah dan
Mendapatkan Pendanaan merupakan Task Name,
desainrumah merupakan
resource
['mendesainrumah',
'Mendesain Rumah dan Mendapatkan Pendanaan',
'desainrumah',
//new Date(2016, 5, 1)
digunakan untuk menentukan
waktu awal dimulainya projek,
new Date(2016, 8, 5)
digunakan untuk
menentukan waktu berakhirnya
projek,
100 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 5, 1), new
Date(2016, 8, 5),
null, 100, null],
//meletakanfondasi merupakan
Task ID, Meletakkan
Fondasi merupakan Task Name,
fondasi merupakan resource
['meletakanfondasi',
'Meletakkan Fondasi', 'fondasi',
//new Date(2016, 8, 6)
digunakan untuk
menentukan waktu awal
dimulainya projek,
new Date(2016, 10, 20)
digunakan untuk
menentukan waktu berakhirnya
projek,
100 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 8, 6), new
Date(2016, 10, 20), null, 100, null],
//memesanmaterial merupakan
Task ID,
Memesan dan Menerima
Material merupakan Task Name,
material merupakan resource
['memesanmaterial', 'Memesan
dan Menerima Material', 'material',
//new Date(2016, 8, 6)
digunakan untuk menentukan
waktu awal dimulainya
projek, new Date(2016, 9, 20)
digunakan untuk menentukan
waktu berakhirnya projek,
100 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 8, 6), new
Date(2016, 9, 20), null, 100, null],
//membangunrumah merupakan
task ID,
Membangun Rumah merupakan
Task Name, bangun rumah merupakan resource
['membangunrumah',
'Membangun Rumah', 'bangunrumah',
//new Date(2016, 10, 21)
digunakan untuk
menentukan waktu awal
dimulainya projek,
new Date(2016, 12, 21)
digunakan untuk
menentukan waktu berakhirnya
projek,
50 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 10, 21), new
Date(2016, 12, 21), null, 50, null],
//memilihcat merupakan task
ID,
Memilih Cat merupakan Task
Name, cat merupakan resource
['memilihcat', 'Memilih
Cat', 'cat',
//new Date(2016, 10, 21)
digunakan untuk menentukan
waktu awal dimulainya
projek, new Date(2016, 11, 21)
digunakan untuk menentukan
waktu berakhirnya projek,
100 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 10, 21), new
Date(2016, 11, 21), null, 100, null],
//memilihkarpet merupakan
task ID, Memilih Karpet merupakan Task Name,
karpet merupakan resource
['memilihkarpet', 'Memilih
Karpet', 'karpet',
//new Date(2016, 11, 21)
digunakan untuk menentukan
waktu awal dimulainya
projek, new Date(2016, 12, 25)
digunakan untuk menentukan
waktu berakhirnya projek,
50 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 11, 21), new
Date(2016, 12, 25), null, 50, null],
//pekerjaanselesai merupakan
task ID, Menyelesaikan Pekerjaan
merupakan Task Name, selesai
merupakan resource
['pekerjaanselesai',
'Menyelesaikan Pekerjaan', 'selesai',
//new Date(2016, 12, 21)
digunakan untuk menentukan
waktu awal dimulainya
projek, new Date(2017, 1, 20)
digunakan untuk menentukan
waktu berakhirnya projek,
10 untuk menentukan percent
done
new Date(2016, 12, 21), new
Date(2017, 1, 20), null, 10, null], ]);
//sintaks ini digunakan
untuk tampilan dari chartnya
var options = {
height: 1000,
gantt: {
trackHeight: 30 }};
var chart = new
google.visualization.Gantt(document.getElementById('chart_div'));
chart.draw(data, options); }
Berikut ini tampilan dari chart yang telah dibuat
menggunakan html dan javascript.
Figure 1.1: Pembuatan
Gantt Chart menggunakan Google Chart
Penyelesain Kasus:
Gambar di atas merupakan output dari kodingan yang telah
dijelaskan diatas, output didasarkan atas waktu mulai pekerjaan dan waktu
selesai pekerjaan, diatas tertera start point berada di mendesain rumah dan
mendapatkan pendanaan karena itu merupakan hal yang wajib dan sangat penting
dalam melakukan suatu proyek pembangunan sebuah rumah, jika rumah sudah di
desain dan dana sudah di dapatkan rencana selanjutnya adalah meletakkan fondasi
dan memesan material, kedua pekerjaan itu dimulai bersamaan, karena untuk
melakukan peletakan fondasi harus menggali lubang dan sebagainya, jadi material
harus sudah dipesan pada saat melakukan pembuatan fondasi.
Lalu masuk ke pembangunan rumah pembangunan rumah berjalan
bersamaan dengan memilih cat tetapi membangun rumah berjalan lebih lama di
banding memilih cat hal, memilih karpet dimulai setelah memilih cat selesai,
hal ini dimaksudkan agar pada saat pembangunan rumah selesai rumah dapat
langsung di cat dan di desain. langkah selanjutnya dalah finishing dimana
menyelesaikan pekerjaan ini merupakan seperti hal memecat rumah memasang karpet
dan lain-lain.
Figure 1.2: Penjelasan pekerjaan
Pada
gambar di atas apabila kita mengarahkan cursor ke chart-nya maka akan terdapat
beberapa penjelasan mengenai projek tersebut.
Figure 1.3: Critical Path
Gambar
di atas merupakan keterangan dari task name menyelesaikan pekerjaan, dimana
task tersebut merupakan critical path atau titik kritis dari proyek ini. Dimana
titik kritis merupakan arti bahwa pada tugas tersebut tidak boleh terlambat.
4.2 Contoh Kasus Pembuatan Gantt Chart dengan SmartSheet
untuk membuat sebuah chart menggunakan smartsheet, smartsheet
sebelumnya sudah di jelaskan pada bab 3 disini kita coba gunakan contoh kasus
yang lainnya dengan menggunakan aplikasi Smartsheet, smartsheet dapat digunakan
di google drive, disini kami akan menjelaskan bagaimana membuat sebuah gantt
chart di smartsheet.
Langkah pertama adalah buka aplikasi smartsheet yang bisa
anda akses via google drive ataupun langsung, lalu tentukan kasus yang ingin
diatasi, dalam kasus ini kami menggunakan proyek seperti peluncuran sebuah
aplikasi. Adapun Task name-nya sebagai berikut:
Figure 1.4: Task name
Penyelesaian Kasus
Pada gambar di atas terdapat Task Name dimana kolom tersebut
merupakan nama tugas yang ingin kita lakukan, lalu Duration merupakan lama
waktu Tugas tersebut dilakukan, Start merupakan waktu kerja tersebut dimulai,
Finish adalah tanggal tugas tersebut akan selesai, lalu yang terakhir adalah
predecessors yaitu kegiatan pendahulu, digunakan untuk memberikan keterangan
bahwa Task Name 2 yaitu desain sistem di dahului oleh Task Name 1 yaitu
Analisis Kebutuhan User, jadi tanggal akan selalu menyesuaikan si predesesor.
Jika tugas – tugas dari proyek sudah kita jabarkan durasi,
start, finish dan predecessorsnya maka chart akan terbuat secara otomatis di
bagian kanannya, beginilah output dari gantt chart dalam kasus di atas.
Figure 1.5: Gantt Chart menggunakan SmartSheet
Pada
gambar di atas terdapat hari, tanggal, bulan dan chart yang menjelaskan secara
detail mengenai proyek yang akan dijalankan.
Contoh Kasus Pembuatan Donut Chart
Menggunakan Google Chart
Pada bagian Donut Chart ini kelompok kami menggunakan
aplikasi Google Chart untuk membuat chart-nya, seperti yang sudah di jelaskan
pada bab 2 mengenai pengertian donut chart, donut chart berfungsi untuk
mengetahui persebaran populasi, donut chart disajikan seperti donut sesuai
dengan namanya.
Kasus
Disini kami akan membuat sebuah contoh kasus mengenai donut
chart, dimana contoh kasus yang kita ambil adalah mengenai jumlah populasi
fakultas yang ada di Universitas Gunadarma.
Berikut ini adalah kodingan yang digunakan untuk membuat
donut chart dengan Google Chart.
HTML
//digunakan untuk memanggil
type text yang
digunakan adalah javascript
<script
type="text/javascript"
//ini merupakan text html
yang digunakan
oleh editor JSFiddle yang
menyediakan aplikasi
editor dan compiler online
untuk membuat sebuah
chart dengan google chart.
src="https://www.gstatic.com/charts/loader.js">
</script>
//sintaks ini merupakan
fungsi pemanggil
dengan nama donut_chart yang
nantinya akan
memanggil chart tersebut di
java script
dengan lebar 900 dan tinggi
500
<div
id="donut_single style=width: 900px; height: 500px;>
</div>
JAVASCRIPT
//mengambil package
corechart dari library google chart
google.charts.load('current',
{'packages':['corechart']});
//memanggil package drawchart dari library
google chart
google.charts.setOnLoadCallback(drawChart);
//fungsi utama dari program
ini dengan nama drawChart
function drawChart() {
//method untuk memanggil
visualisasi array dari data table
var data = google.visualization.arrayToDataTable([
//pada bagian awal dari
array ini digunakan untuk
memberikan data array 0
untuk nama dan array 1 untuk Jumlahnya
['Fakultas Universitas
Gunadarma', 'Jumlah Jurusan'],
//sebagai data pertama
dengan nama Fakultas Teknologi
Industri dengan jumlah 5
['Fakultas Teknologi
Indutri', 5],
//sebagai data kedua dengan
nama Fakultas Ekonomi dengan 3
['Fakultas Ekonomi', 3],
//sebagai data ketiga dengan
nama Fakultas
Psikologi dengan jumlah 1
['Fakultas Psikologi', 1],
//sebagai data keempat
dengan nama Fakultas Sastra
dengan jumlah 1
['Fakultas Sastra', 1],
//sebagai data keempat
dengan nama Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan dengan
jumlah 2
['Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan', 2],
//sebagian data kelima
dengan nama Fakultas Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi
dengan jumlah 2
['Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi', 2]]);
//sintaks ini digunakan
untuk tampilan dari chartnya
var options = {
//berfungsi untuk memberikan
lubang di tengah
chart agar berbentuk seperti
donut
pieHole: 0.4,
//mengatur style dari irisan
donut chart
pieSliceTextStyle: {
color: 'black',
},
legend: 'donut'
};
var chart =
new
google.visualization.PieChart(
document.getElementById('donut_single'));
chart.draw(data, options);
}
Berikut adalah hasil dari kodingan yang telah dibuat di
Google Chart.
Figure 1.6: Donut Chart “persentase di setiap
fakultas”
Penjelasan Kasus
Disini kasus yang diambil adalah penyebaran jumlah jurusan
pada tiap fakultas yang berada di Universitas Gunadarma, keterangan dari gambar
dapat dilihat dari warnanya keterangannya di sebelah gambar.
Gambar di atas merupakan output dari sintaks yang tadi sudah
di jelaskan di atas, disini coba kita hitung bagaimana caranya aplikasi tersebut
bekerja.
5 14 = 0,36 * 360 = 128,57
3 14 = 0,22 * 360 = 77,15
1 14 = 0,07 * 360 = 25,71
1 14 = 0,07 * 360 = 25,71
2 14 = 0,14 * 360 = 51,43
2 14 = 0,14 * 360 = 51,43
Dari perhitungan di atas di dapat rumus sebagai berikut.
Jumlah jurusan / jumlah keseluruhan data = hasil % Hasil %
(persen) dikali dengan 360.
Pada donut chart ini hasil akhir yang di pakai adalah hanya
jumlah jurusan / jumlah keseluruhan data.
Donut chart ini sangat membantu apabila dipakai untuk data
yang berskala besar seperti populasi penduduk indonesia di setiap provinsi dan
sebagainya.
Contoh Kasus Membuat Donut Chart dengan
LibreOffice Calc
Pada bagian sebelumya kita sudah menjelaskan bagaimana
membuat sebuah Donut chart dengan menggunakan Google Chart, kali ini kita akan
menggunakan satu software lagi yang bernama LibreOffice Calc, pada dasarnya
LibreOffice ini sama seperti Microsoft Office hanya saja Libre bersifat open
source atau free, jadi kita dapat menggunakan aplikasi ini dengan gratis,
disini kami akan mencoba untuk membuat satu contoh kasus lagi untuk di terapkan
di LibreOffice Calc untuk pembuatan donut chart, dan kita akan menjelaskan
bagaimana cara pembuatannya.
Pertama, selalu siapkan data untuk dibuat chart-nya, karena
chart adalah informasi yang berasal dari data. jadi kita harus membuat datanya
terlebih dahulu. Berikut ini data mengenai penggunaan browser yang sering
digunakan pada saat ini.
Figure 1.7: statistik
penggunaan browser
Data
diatas adalah statistik penggunaan web browser yang digunakan oleh orang –
orang, terdapat 5 web browser dalam kategori ini.
Jika
data sudah tersaji maka langkah selanjutnya adalah blok data tersebut lalu
pilih chart, maka akan muncul chart wizard yang akan menuntun kita membuat
chart tersebut, pilih Donut Chart. Seperti gambar di bawah ini
Figure 1.8: Chart Wizard
Disitu
terdapat banyak pilihan chart kita dapat membuat chart-chart lainnya dengan
aplikasi ini, jika sudah, klik Finish. Maka akan muncul chart seperti gambar di
bawah ini
Figure 1.9: Donut Chart “Statistik Penggunaan
Web Browser”
Donut
chart sudah jadi, dari gambar di atas kita dapat melihat informasi secara jelas
dari data yang sudah disediakan tadi, dimana penggunaan web browser Mozilla
adalah yang paling terbanyak disusul oleh Chrome, Konqueror, lalu yang terakhir
adalah Safari.
Contoh Kasus Pembuatan Gantt Chart dengan
Google Chart
Pada bagian ini untuk membuat gauge chart kelompok kami
menggunakan aplikasi Google Chart dan juga Google Sheet, seperti yang sudah
dijelaskan juga pada bab 2 mengenai gauge chart, berfungsi untuk mengetahui
sebab akibat dari suatu kasus, dimana chart ini tidak bersifat statis tetapi
dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisinya sesuai ketentuan.
Kali ini kita akan menggunakan contoh kasus keterkaitan
antara CPU, jaringan, dan memory dalam komputer. Begini sintaks pada google
chart-nya.
HTML
//digunakan untuk memanggil
type text yang
digunakan adalah javascript
<script
type="text/javascript"
//ini merupakan text html
yang digunakan
oleh editor JSFiddle yang
menyediakan aplikasi
edit dan compiler online
untuk membuat sebuah
chart dengan google chart.
src="https://www.gstatic.com/charts/loader.js"></script>
//sintaks ini merupakan
fungsi pemanggil dengan
namachart_div yang nantinya
akan memanggil chart
tersebut di java script
dengan lebar 400 dan tinggi 120
<div
id="chart_div" style="width: 400px; height: 120px;">
</div>
JAVASCRIPT
//mengambil package gauge
chart dari library google chart
google.charts.load('current',
{'packages':['gauge']});
//memanggil package
drawchart dari library google chart
google.charts.setOnLoadCallback(drawChart);
//fungsi utama dari program
ini dengan nama drawChart
function drawChart() {
//method untuk memanggil
visualisasi dengan tipe array
untuk data table
var data =
google.visualization.arrayToDataTable([
//array pertama ini
merupakan tempat menyimpan data
dengan definisi Label dan
Nilai
['Label', 'Nilai'],
//array kedua ini merupakan
nilai data pertama
dengan Label bernama Memory
dan nilainya 80
['Memory', 80],
//array ketiga ini merupakan
nilai data kedua dengan
label bernama CPU dan
nilainya 60
['CPU', 60],
//array ketiga ini merupakan
nilai data ketiga dengan
label bernama Jaringan dan
nilainya 68
['Jaringan', 68]
]);
var options = { //sintaks
ini digunakan untuk tampilan dari chartnya
width: 400, height: 120,
//dengan lebar 400 dan tinggi 120
//dan diberi warna merah dari angka 90 sampai
100
redFrom: 90, redTo: 100,
//dan diberi warna kuning
dari angka 75 sampai 90
yellowFrom:75, yellowTo: 90,
minorTicks: 5
};
var chart =
new
google.visualization.Gauge(document.getElementById('chart_div'));
chart.draw(data, options);
//digunakan untuk mengatur
interval dari nilai yang
sudah di deklarasikan dalam
array tadi
setInterval(function()
{
//rumus dengan method
setValue dimana 40 ditambah dengan
60 dikali dengan nilai
random
data.setValue(0, 1, 40 +
Math.round(60 * Math.random()));
chart.draw(data, options);
},
13000);
setInterval(function()
{
//rumus dengan method
setValue dimana 40 ditambah dengan
60 dikali dengan nilai
random
data.setValue(1, 1, 40 +
Math.round(60 * Math.random()));
chart.draw(data, options);
},
5000);
setInterval(function()
{
//rumus dengan method
setValue dimana 60 ditambah dengan
20 dikali dengan nilai
random
data.setValue(2, 1, 60 +
Math.round(20 * Math.random()));
chart.draw(data, options);
},
26000);
}
Berikut ini hasil yang akan ditampilkan jika kodingan diatas
berhasil untuk dijalankan (run).
Figure 1.10: Gauge Chart “memory, cpu, jaringan“
versi 1
Gambar
di atas merupakan output dari listing program yang terdapat di atas, dalam
gambar dapat dilihat bahwa terdapat 3 gauge chart yang berbentuk seperti
speedometer, yang pertama yaitu memori, kedua CPU dan ketiga jaringan, dimana
masing masingnya sudah di tentukan nilainya tadi di listing program, ketiga
komponen ini saling berhubungan dimana memori akan mempengaruhi CPU dan
begitupun jaringan, chart ini tidak bersifat statis seperti chart – chart yang
lainnya melainkan bersifat dinamis sesuai dengan rumus yang sudah ditentukan
pada listing program di atas tadi
Pada
gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa output tidak selalu sama hasilnya
tetapi dapat berbeda padahal listing program-nya sama, gauge chart sangat
membantu kita dalam memecahkan masalah yang saling berkorelasi dan mempengaruhi
satu sama lainnya.
Figure 1.11: Gauge Chart “memory, cpu, jaringan”
versi 2
Gauge Chart Menggunakan Google SpreadSheet
Pada awal tadi kita sudah menggunakan Google Chart untuk
membuat Gauge Chart sekarang mari kita coba gunakan aplikasi lain untuk membuat
Chart ini disini kami menggunakan Google SpreadSheet fungsinya sama seperti
Ms.Excell hanya saja aplikasi ini gratis.
Perbedaan Google Chart dengan Google SpreadSheet yaitu untuk
SpreadSheet tidak digunakan coding program seperti Google Chart sehingga kita
dapat lebih mudah untuk menggunakannya, hanya sajikan data yang ingin dibuat
gauge chart-nya lalu kita akan dapat membuat chart tersebut secara otomatis,
disini kami akan menjelaskan bagaimana membuat gauge chart dengan google
spreadsheet.
Pertama jabarkan kasus terlebih dahulu di dalam sheet
seperti gambar di bawah ini.
Figure 1.12: Data Gauge Chart pada Sheet
Jika
sudah langkah selanjutnya adalah menyisipkan Gauge Chart dengan cara pilih tab
sisipkan –> bagan –> pilih gauge chart, maka bagan akan muncul seperti
gambar di bawah ini.
Figure 1.13:Gauge Chart “Penjualan dan
Pembelian”
Dari
gambar di atas kita lihat bahwa chart tidak akan bergerak karena kita belum
mengatur min, max, dan nilai dari chart tersebut untuk mengaturnya pilih
advance edit yang terdapat di bagian pojok kanan atas dari chart tersebut. Dan
kita atur sesuai dengan keinginan kita seperti gambar di bawah ini.
Figure 1.14: Gauge
Chart “Penjualan dan Pembelian” versi Advance
Sekarang
sudah terlihat bahwa penjualan dan pembelian sudah dapat dilihat dengan jelas
dan dapat dibaca secara jelas datanya, dimana tanda berwarna merah merupakan
titik kritis dimana Penjualan tidak boleh sampai masuk ke angka tersebut dan
pembelian pun begitu karena jika pembelian sampai masuk ke angka tersebut
barang-barang yang akan dijual tidak akan terpenuhi sehingga usahakan pembelian
tetap di angka rata-ratanya, dan untuk penjualan diusahakan untuk melebihi
titik kuning karena semakin banyak barang yang terjual maka akan semakin baik.
Langganan:
Postingan (Atom)